Senin, 22 Oktober 2018

Makalah ilmu tajwid tentang huruf tafkhim dan tarqiq

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
          Al-Qur’an sebagai kitab suci rahmatan lil ‘alamin, rahmat bagi seluruh alam yang di dalamnya mengandung berbagai ilmu, hokum, teologi,sosial, dan sebagainya masih banyak yang laen. Untuk itu kita perlu memahami dan mengetahui perbadaan bacaan Al-Qur’an serta implikasinya terhadap makna dari lafal itu sendiri.
        Al-Qur’an dipelajari untuk memahami makna atau pesan di balik teks. Maka untuk menadapatkan makna yang sesuai dengan Al-Qur’an perlu memahami qira’atnya dan cara membaca Al-Qur’an dengan benar, cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar bisa dipelajari dengan ilmu tajwid.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan di bahas adalah:
1. Huruf- huruf yang di baca Tafkhim ( التفخيم   )
2. Huruf- huruf yang di baca Tarqiq ( الترقيق )
3. Dapat di baca Tafkhim ( التفخيم ) atau Tarqiq ( الترقيق )
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian tentang Tafkhim
2. Untuk mengetahui pengertian tentang Tarqiq
3. Dan mengetahui perbadaan antara Tafkhim dan Tarqiq

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Huruf-huruf yang di baca Tafhim ( التفخيم )
Tafkhim ( التفخيم ) ialah sifat ketebalan pada suatu huruf di mana ketika ia diucapkan, posisi mulut di penuhi oleh gema suaranya (seakan-akan di penuhi oleh makanan )
1. Huruf isti’la: Terkumpul dalam خص ضغط قظ yakni خ-ص-ض-غ-ط-ق-ظ yang tingkat ketebalanya sebagai berikut.
a. Jika Huruf isti’la berharakat fathah dan sesudah berupa Alif, misalnya: طاب – صابرا ( keterangan. jenis ketebalanya ini paling tebal )
b. Jika Huruf isti’la dan sesudahnya bukan Alif, misalnya ضرب – طبع atau jika huruf isti’la mati dan harakat sebelum nya Fathah, misalnya مطلع – مغرب  (keterangan. jenis ini tebalnya di bawah poin a )
c. Jika huruf isti’la berharakat Dammah, misalnya ضرب – طوبى  atau jika huruf isti’la mati dan huruf sebelumnya berharakat Dammah, misalnya ويطعمون – مقمحون  ( keterangan. Jenis ini dibaca tebalnya di bawah poin b)
d. Jika huruf isti’la di berharakat kasroh, misalnya دخلت – قسمة  atau jika huruf isti’la mati dan huruf sebelumnya kasrah, misalnya اخراج – اطعام  ( keterangan. Jenis ini tebalnya di bawah poin c )
2. Ra ( ر ) yang berada di awal atau di tengah kata.
a. Jika Ra ( ر ) berharakat Fathah, misalnya ارءيت – رحمة .
b. Jika Ra ( ر ) berharakat Dammah, misalnya رزقوا – كفروا
c. Jika Ra ( ر ) mati terletak setelahnya huruf yang berharakat Fathah, misalnya ارسلنا
d. Jika Ra (ر  ) mati terletak sesudahnya huruf yang berharakat Dammah, misalnya يرزقون
e. Jika Ra mati terletak sesudahnya huruf yang berharakat kasroh Aridah ( Alif tidak asli ), misalnya ارجعى – اركعوا
f. Jika huruf Ra mati, terletak sesudahnya huruf berharakat Kasro ( baik itu Aridah maupun Asliyyah ) yang berada di akhir kata sebelumnya, misalnya ان ارتبتم – اركعوا
g. Jika sebelum Ra mati berupa huruf yang berharakat Kasrah Asliyyah dan sesudahnya huruf isti’la yang tidak berharakat kasroh, misalnya قرطاس – فرقة – لبلمرصاد
3. Ra ( ر ) yang berada di akhir kata.
a. Jika Ra mati baik itu Asliyyah atau Aridah, terletak sesudah huruf yang berharakat Fathah, misalnya والقمر – ولاتذر – وانحر  yang di-Waqfkan; atau di antara keduanya di pisah huruf shohih mati, misalnya والعصر  ini yang di-Waqafkan.
b. Sesudah Alif misalnya النار  yang di-Waqfkan juga.
c. Sesudah huruf yang berharakat Dammah misalnya وأمر – وانظر  dan بالنذر  yang di-Waqfkan, atau di antara ke duanya di pisah oleh huruf shohih mati misalnya مع العصر  yang di-Waqfkan.
d. Sesudah Waw mati, misalnya في الصدور  yang di-Waqafkan juga
4. Lam ( ل ) Lafaz الله
a. Jika lafaz Allah di baca dari permulaan, misalnya الله الصمد
b. Jika lafaz Allah di dahului huruf yang berharakat Fathah, misalnya هو الله
c. Jika lafaz Allah di dahului huruf yang berharakat dommah, misalnya رسول الله
5. Alif
a. Jika alif terletak setelah huruf isti’la, misalnya قال
b. Jika Alif terletak sesudah Lam Lafaz Jalalah, yang tidak di dahului oleh huruf yang berharakat kasroh, misalnya يريد الله
c. Jika Alif terletak sesudah huruf Ra yang tidak di baca Al-Imalah, misalnya ولو ترى

B. HURUF – HURUF YANG DI BACA TARQIQ ( الترقيق )
Tarqiq ialah: Kebalikanya dari Tafkhim, kalo Tafkhimkan menebal sedangan Tarqiq ialah menipis yang tentunya ketika ia mengucapkan posisi rongga mulutnya tampa di penuhi oleh gema suaranya. Apa bila dilihat dari sifat-sifat tersebut, ia di bagi menjadi 5 ( lima ) bagian yaitu:
1. Huruf Istifal : Yaitu huruf hijaiyah selain huruf Isti’la,
2. Ra yang berada di awal kalimat atau di tengah kalimat.
a. Jika Ra berharakat kasrah, misalnya رجال – من امرنا
b. Jika sebelum Ra mati berupa huruf yang berharakat Kasrah Asliyyah yang terletak di dalam suatu kata dan sesudahnya bukan huruf Isti’la, misalnya فرعون
3. Jika Ra yang berada di akhir kalimat
a. Jika Ra mati ( baik asliyyah maupun Aridiy/ tidak asli ) sesudahnya huruf berharakat kasrah, misalnya فطهر – فكبر  dan قدر – مدكر  yang di-Waqafkan; atau di antara keduanya di pisahkan Huruf Shahih mati yang bukan Huruf Isti’la’-misalnya ولا بكر  dan berikutnya di-Waqfkan.
b. Jika Ra mati ( Aridi/ tidak asli ) sesudahnya Ya mati, misalnya بصير – خبير – والصلح خير yang di-Waqofkan
4. Lam ( ل ) lafaz Jalalah ( الله ): Jika sebelum Lafaz Allah di dahului huruf yang berharakat Kasroh, misalnya ومن يتق الله
5. Alif: Jika alif tidak terletak sesudahnya Huruf Isti’la, atau tidak terletak sesudah Lam ( ل ) Lafaz Allah, misalnya لا ريب

C. DAPAT DI BACA TAFKHIM التفخيم ATAU TARQIQ الترقيق
1. RA di tengah kalimat: Jika sebelum huruf RA mati sebelum nya huruf yang berharkat Kasrah Asliyyah dan sesudah nya huruf Isti’la’ yang berharakat Kasra, misalnya كل فرق.
2. RA yang di akhir kalimat: Jika akhir kata berupa huruf RA mati tidak asli dan huruf sebelum nya berupa huruf yang berharakat kasrah, namun di pisah oleh huruf Isti’la’ yang mati ( sukun ). Ini hanya terdapat pada عين القطر  dan مصر  ketika di-Waqaf-kan.
3. اذا يسر  ( surat al-fajar 4 )
ان اسر  ( di manapun berada dalam Al-Qur’an )
فاسر   ( di manapun berada dalam Al-Qur’an )
ونذر   ( ada 6 tempat di Surah Al-Qomar )
Jika Waqaf pada lafaz-lafaz ini: ‘illatnya hahekatnya sesusah RA adalah berupa YA yang di buang—yakni YA tidak ada rasm nya ( keterangan YA pada lafaz اذايسر  dan نذر  di dalam ilmu Qiraat di sebut sebagai YA Zaidah atau YA tambahan.

Penjelasan: Hukum bacaaan RA yang ber-Tasydid adalah pada RA yang di-Idghami ( yakni, RA yang pertama di-Idghamkan/di leburkan kepadanya ). Sebab, RA  yang ber-Tasydid pada hakikatnya adalah terdiri dari 2 (dua) di mana RA yang pertama sukun dan RA yang ke dua berharakat.


BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan

Ilmu Tajwid merupakan Ilmu yang membahas tatacara mengucapkan setiap huruf dari cara keluarnya serta memberikan Haq dan mustahaqnya dari sifat-sifatnya. Oleh karena itu, secara umum Ilmu Tajwid merupakan tata cara kita membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Istilah yang di kenal dalam membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar dinamakan Tartil.
Di era yang modern ini, mengkaji Tajwid secara manual dapat di temukan dalam mushaf-mushaf yang di reasikan dengan warna-warni. Di satu sisi, inovasi tersebut dapat menjadi sarana motivasi umat Islam dalam belajar Tajwid, tapi alangkah bijak jika pengunaan Al-Qur’an Tajwid tersebut di barengi dengan pembelajaran secara langsung ( Musyafahah dan Taqqi ) kepada guru yang mengempuni dalam bidangnya.

B. Saran
Kami selaku penyusun menyadari masih jauh dari kata sempurna dan tentunya masih banyak ke kurangan dalam pembuatan makalah ini hal ini karna terbatasnya ke Ilmuan kami.
Oleh karena itu, kami selaku pembuat makalah ini sangat mengharapkan keritik dan saran yang bersifat membangun. Kami juga mengharapkan makalah ini bermanfaat untuk kami khususnya dan untuk pembaca.

DAFTAR PUSAKA

Al-Akhdariy, Abdurahman. Matn al-Jauharu-Maknun fi-tsalatsati Funun: al-Bayan wal-Ma’ani wal-Badi’
Basthul Birri, Maftuh. Fathu-Manan Litashihi Al-Fazhil-Qur’an. Tampa tahun.
Ad-daniy, Abu-Amr. Al-Muqni fi Ma’rifati Ma’sumi Masahifi Ahli-Amsar. Damasks, Darul-Fikri, tampa tahun
Al-Ghul, Muhammad bin Syahadah. Bughyatu Ibadir-Rahman Li-Tahqiqi Tajwidil-Qur’an. Cet. ke






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Makalah microsoft office excel

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada saat ini kemajuan teknologi, menyebabkan kebutuhan manusia semakin bertambah, terdapat keterkai...